Thursday 4 September 2014

Memahami atau Dipahami??

Pernahkah Anda menerima komplain? Pernahkah Anda dimarahi atasan Anda? Atau ada customer yang marah karena produk Anda kurang memuaskan? Semua orang pasti pernah mengalami hal seperti ini.

Biasanya mereka datang dengan memarahi Anda. Mereka datang dengan emosi yang tidak terkontrol. Lantas apakah yang kita lakukan? Hal terbaik yang pertama kita lakukan adalah memahami mereka, bukan berusaha dipahami oleh mereka. Karena dengan memahami mereka, kita dapat mengetahui inti permasalahan yang sedang mereka hadapi sehingga masalah dapat selesai. Coba bayangkan jika Anda tidak memahami mereka dahulu, wah bisa saling perang urat masalah malah tambah rumit.

Meminta maaf, memberi solusi, serta mengucapkan terima kasih adalah cara terbaik yang bisa dilakukan. Cobalah untuk menyamakan bahasa yang digunakan. Hindari penggunaan bahasa yang hanya dimengerti oleh kita saja karena itu akan membuat mereka tambah bingung.

Tatapan mata juga sebaiknya sejajar, jika mereka berdiri dan Anda duduk maka Anda harus mempersilahkan mereka untuk duduk. Jika mereka ingin tetap berdiri maka Anda juga harus berdiri, tetap dengan nada suara yang sopan. Kesetaraan posisi ini dilakukan untuk mendukung menyamakan pendapat dan permasalahan sehingga tidak ada pihak yang merasa lebih memiliki power untuk menekan.

Masalah pasti akan datang setiap saat, tapi CARA kita menghadapinya adalah yang terpenting.

Salam,
Adi

Sunday 31 August 2014

2 Type Calon Pengusaha

Pernahkah mendengar teman kita yang mau buka usaha tapi tidak tahu mau buka usaha apa? Tidak sedikit orang yang punya uang tapi tidak tahu mau buka usaha apa (type 1), dan tidak sedikit juga orang yang sudah tahu mau buka usaha apa tetapi tidak ada uangnya (type 2). Type yang manakah kita berada? Atau bukan type keduanya? Bagaimana solusinya?

Type 1 adalah orang yang sudah memiliki peluru tapi belum menemukan senjata untuk melesatkannya. Temukan dulu targetnya, cobalah pergi ke tempat dimana orang banyak "berkumpul" (bisa juga on-line). Coba temukan apa yang membuat mereka berkumpul, temukan kebutuhan apa yang mereka perlukan. Dari berbagai kebutuhan itu lah kita coba evaluasi untuk menemukan solusinya. Kita bantu mereka untuk menemukan solusinya, disitulah peluang kita membuka usaha sesuai kebutuhan mereka.

Type 2 adalah orang yang sudah memiliki ide dan rencana tetapi terhambat karena tidak ada uangnya. Coba untuk memulainya dengan cara yang paling sedehana dan tidak memerlukan uang. Contoh sederhana jika mau buka pabrik roti, awalnya kita jualkan roti orang lain dulu. Tanpa modal kan?? Yang penting adalah "sense" kita terhadap produk yang kita jual. Dengan miliki "sense" tersebut diri kita akan otomatis terbawa ke level yang lebih tinggi, dari yang hanya menjual produk orang lain menjadi ingin memiliki pabrik sendiri yang tentunya sekarang sudah memiliki uang.

Dimana kita sekarang berada itu tidaklah teramat penting. Yang penting adalah dimana kita di masa sulit mendatang.

Salam,
Adi

Friday 29 August 2014

Warm Up Lap

Pernah nonton MotoGP kan? Motor dengan teknologi canggih yang adu kecepatan untuk menjadi pemenang. Kalau sahabat pernah nonton sebelum start, ada namanya 'warm-up-lap' atau sering disebut dengan lap-pemanasan.

Saya bukan ahli tentang MotoGP, tapi saya yakin lap-pemanasan pasti ada maksud dan tujuan tertentu. Beberapa tujuan yang paling mendasar adalah untuk mengetahui kemampuan pengendara, motor, dan lintasan. Tanpa ketiga pengetahuan tersebut, akan sulit bagi pembalap untuk memenangkan balapan.

Dengan mengetahui ketiga hal tersebut pembalap akan lebih termotivasi untuk memanfaatkan seluruh kemampuan atau potensi dirinya, lebih terpacu untuk memaksimalkan fasilitas yang ada, dan lebih akurat untuk membaca situasi yang akan dihadapi. Informasi dan potensi yang diterima harus benar-benar dimanfaatkan oleh pembalap supaya dapat memenangkan perlombaan.

Lap-pemanasan berarti melakukan apa yang sesungguhnya akan dihadapi walaupun tidak dengan tekanan atau suasana yang sesungguhnya. Tapi paling tidak pembalap itu sudah melakukannya, bukan dengan hanya mendengarkan arahan atau saran timnya saja. Dengan melakukan berarti akan mengerti dan paham apa yang sedang dialami, apa kendalanya dan bagaimana meningkatkan kemampuan.

Mudah-mudah kita semua diberikan kekuatan dan kesabaran oleh Allah SWT dalam melakukan 'warm-up-lap' ini karena kita semua adalah pemenang.

Salam,
Adi

Tuesday 26 August 2014

Integritas VS Kelalaian

Jika seorang bekerja maka akan dituntut integritas dan keahliannya. Kedua hal itu tidak bisa dipisahkan, selalu berdampingan. Integritas sering terkait dengan kejujuran, bersikap, hubungan kepada rekan kerja, dll. Keahlian sering terkait dengan teknis melakukan pekerjaan, misal cara membuat laporan keuangan atau membuat adonan roti.

Dalam bekerja tidak ada sesuatu yang sempurna, pasti ada kesalahan ataupun proses penyempurnaan. Cacat integritas sangat sulit untuk diubah karena berasal secara alami dari dalam diri, misal karena pengaruh lingkungan yg telah dialami sejak lama atau karena pengalaman yang telah dilaluinya sehingga dijadikan pembenar untuk perbuatannya tersebut. Kelalaian terjadi karena kurang fokus ataupun kurang ilmu dalam bekerja yang menyebabkan pekerjaan tersebut menjadi tidak sempurna.

Kelalaian dalam melakukan keahliannya dapat diperbaiki atau ditingkatkan sehingga dapat memenuhi standar kerja. Cacat integritas sangat sulit untuk diubah karena telah tertanam di dalam pikirannya sejak lama.

Jadi berhati-hati lah dalam menentukan rekan kerja, bisa jadi Anda mendapatkan rekan yang cacat integritas. Jika iya, maka segera ganti teman Anda atau Anda akan semakin tertular sikapnya itu.

Salam,
Adi

Sunday 24 August 2014

Berhutang itu Sehat

Hutang banyak diartikan dengan konotasi yang negatif bagi sebagian orang. Ya benar, jika itu hutang konsumtif yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Hutang yang bermanfaat adalah hutang produktif atau hutang yang dibutuhkan saat keadaan sangat mendesak. Selain hutang tersebut, maka itu adalah hutang yang menyusahkan diri sendiri, bahkan keluarga.

Cobalah untuk membuat hutang produktif karena akan menyejahterakan. Gunakan hutang untuk keperluan usaha/bisnis atau investasi. Jumlah hutang sebaiknya tidak melebihi kemampuan bayar kita tiap bulannya, misal kemampuan bayar 1jt per bulan maka jangan membuat hutang 1,5jt per bulannya. Mintalah keringanan jangka waktu pembayaran agar pembayaran per bulan bisa lebih ringan.

Ingat tanggal jatuh tempo hutang dengan membuat daftar hutang. Hutang yang dibayar lewat tanggal jatuh tempo sangat tidak disarankan karena dapat membuat kepercayaan orang yang dihutangin menjadi tidak baik lagi.

Boleh berhutang tapi yang sehat ya.

Tuesday 19 August 2014

Tiket...Tiketnya, bang

Tanjung Pinang dan Batam adalah 2 kota yang berada di Prov Kepri. Transportasi yang menghubungkan 2 kota ini adalah kapal cepat penumpang yang ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam saja.

Marina dan Baruna adalah 2 perusahaan pelayaran yang melayani transportasi antara Tanjung Pinang dan Batam. Interval berangkat kapal sekitar 15 menit, jadi misal kapal Baruna berangkat jam 9 maka Marina berangkat jam 9.15.

Penjual tiketnya pun beragam, mulai dari konter resmi di depan pelabuhan sampai dengan calo tiket di dalam kapal. Harga konter dan harga calo sama, calo mengambil untung dari diskon harga per 10 tiket. Lumayan kan tidak ada kenaikan harga dari calo =). Terkadang ada calo yg langsung menawarkan untuk membawakan tas, tapi tetap hati-hati ya.

Yang harus diperhatikan adalah waktu keberangkatan kapal. Jangan sampai kita ingin naik kapal yang berangkat sekarang, eh tau nya malah berangkat 30 menit kemudian.

Belajar dari calo, mereka selalu punya bahan untuk menarik penumpang membeli tiketnya. Mereka tetap sabar walau akhirnya penumpang membeli tiket dari calo yg lain. Mereka berusaha tanpa modal uang lho, modalnya cuma ngobrol!

Semoga mereka dan kita selalu diberi rezeki yang baik dan halal.

Komunikasi itu PENTING!

Pernahkah Anda merasa orang lain tidak setuju dengan perkataan Anda. Bisa jadi itu bukan karena mereka tidak suka, mungkin hanya karena tidak semua ide Anda tersampaikan dengan benar. Dalam berorganisasi, komunikasi yang salah dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar yang dapat merugikan Anda dan tim.

Untuk itu, sediakan waktu dan sarana khusus untuk saling bicara. Tidak harus selalu formal, terkadang pembicaraan yang non-formal lebih dapat dimengerti oleh kedua pihak. Cobalah untuk menempatkan diri Anda di posisi lawan bicara Anda, sesuaikan gaya dan pemikiran Anda dengan mereka. Dengarkan terlebih dahulu perkataan lawan bicara kita, barulah kemudian Anda berbicara.

Semoga Indonesia yang sangat beragam suku dan bangsa ini dapat berkomunikasi dengan baik sehingga tidak ada salah paham yang mengakibatkan perpecahan.